Rabu, 4 Januari 2011, pk. 21.00
Semestinya malam ini saya mengerjakan beberapa laporan.
Laporan yang akan diolah di meeting region besok.
Laporan yang hasil olahannya akan dipakai sebagai bahan annual meeting 2 minggu lagi.
But yep, here i am ...
Koneksinya katro, plus perut yang rasanya belom bener semenjak pulang opname seminggu yang lalu.
Setahun ini saya opname 3 kali.
Yah, tttiiigggggaaaaaahhh kali.
Di awal tahun, pertengahan, dan akhir tahun.
Yang pertama karena kasus gagal ginjal, yang kedua karena dysentri, terakhir kena thypus.
Keren2 yah penyakit saya, hehehehehhe ... *nyengir kuda*
Seandainya ijin sakit itu dibayar satu kali gaji, pasti saya udah kaya.
Laporan produktivitas tahunan saya menyatakan kalo tahun ini saya ijin sakit hampir 40 hari.
Itu sama artinya dengan 2 bulan dari total 12 bulan selama setahun saya tidak berproduksi untuk perusahaan dengan alasan disabiliti fisik ... *tsaaahhh, bahasanya ajib bener dah! :))*
Dan kalau ditanya apa penyebab dari sakit saya tadi, saya pun bingung.
Katanya sebagian karena bakteri, dan sebagian lagi ngga ketahuan penyebabnya.
Nefrolog (ahli ginjal) yang menangani saya awal tahun kemaren bahkan masih tidak paham bagaimana secara tiba2 ginjal saya mogok kerja.
Neurolog (ahli syaraf) saya berpendapat itu karena salah satu obat yang saya konsumsi.
Keduanya adu argumen karena memang secara ilmiah, tidak satupun obat yang saya konsumsi memiliki bukti penelitian mempengaruhi ginjal secara signifikan.
Jalan tengah diambil,
Beberapa obat berhenti saya konsumsi, sementara diganti dengan obat lain untuk mengembalikan fungsi ginjal yang menurun.
Hal ini dilakukan sebagai alternatif supaya saya juga ngga perlu menjalani hemodialisa atau cuci darah.
Di akhir terapi setelah satu bulan,
Si dokter ini saya tanya kemungkinan untuk ginjal saya kambuh ngambeknya atau hal2 yang harus saya hindari,
Minimal supaya ngga perlu nginep di RS juga,
Beliau hanya menjawab,
Segala hal lakukan dalam kadar secukupnya, jangan berlebihan.
Makan jerohan secukupnya, jangan berlebihan.
Ngopi secukupnya jangan berlebihan.
Aktifitas kerja secukupnya, istirahat pun secukupnya.
Stress juga secukupnya.
Lakukan semuanya dalam kadar secukupnya dan semua akan baik2 saja.
Seingat saya, "secukupnya" dalam bahasa resep dinyatakan dengan "quantum satis".
Kenapa dobel -i, pada satiis?
Karena "quantumsatis" sudah ada yang make, jadi sisanya "quantumsatiis".. :))
Itulah sekilas tentang quantum satiis ...
Soto pesenan sudah datang,
Makan dulu yaah? :D
xoxo,
Baba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar