Sudah seminggu ini saya makan mie ayam (menu komplit) dari resto yang sama.
Bukan karena ngga ada opsi lain.
Di komplek perumahan ini banyak sekali warung dan restoran.
Ada yang bahkan buka 24 jam.
Bukan real estate, juga bukan cluster, tapi sebutkan Tlogosari, dan orang Semarang pasti tau daerah satelit yang tidak pernah mati ini.
Masalahnya adalah,
Saya tidak punya banyak waktu untuk sekedar hunting tempat makan enak kalo di rumah.
Beda kalo di luar.
Ketika sudah di rumah, sepertinya waktu habis, dan selewat acara makan siang menjadi sebuah ritual keharusan yang harus dijalani.
Dengan kondisi tersebut, buat saya untuk hunting tempat makan baru adalah resiko.
Ya kalo masakannya sesuai selera, kalo engga, yang ada jadi terpaksa kenyang, dan menyia nyiakan waktu untuk menikmati makan siang yang menyenangkan dan mengenyangkan perut.
Kedengaran sombong yah,
Sama seperti laki temen saya sebut aja DS, it stands for @dindut_sunshine ... :)
Yang kalo dari ceritanya, tiap kencan pasti pacarnya selalu milih menu nasi goreng ikan asin.
Menu sederhana yang kebanyakan restoran pasti menyediakan.
Menu pasti yang tidak tergoyahkan, seperti kegemaran laki2 ini makan pete. :))
*here you go, i've said it*
Tapi maksud saya bukan itu.
Saya cuma mencari penjelasan logis dari tindakan kami.
Saya dan pacar temen saya tadi.
Kalo udah nyaman, susah ya move on? :)
Untuk bisa mengakui bahwa di sekeliling kami ada banyak menu yang berbeda.
Yang mungkin lebih (sekali lagi) mengenyangkan dan menyenangkan dari menu fave kami sebelumnya.
Tapi sebenarnya kita enggan dikecewakan.
Dijatuhkan ekspektasinya adalah perasaan yang tidak nyaman.
Padahal pertanyaannya sederhana, sebanding ngga dengan resiko nya nanti?
:)
Hidup cuma sekali, tolong ingatkan saya untuk ngga maen aman terus yah ... :)
*brb* *nyegat tukang mie ayam yang lewat* ;)
xoxo,
baba
Yang saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar